Selasa, 19 Maret 2013
Suasana kelas sedang seperti
biasanya. Karena tidak ada guru jadi suasananya sedikit gaduh. Ada yang sedang berbincang satu sama
lain yang diselingi cekikian kecil, ada yang jadi autis dengan gadgetnya, dan
ada yang menuliskan sedikit kisahnya hari ini.
Seharusnya sekarang pelajaran
sejarah tapi mungkin pak Viddy sedang ada keperluan jadi tidak bisa masuk
kelas.
Moodku sedang baik hari ini. Ya semoga
saja seterusnya seperti ini.
Ah,ternyata tidak seperti yang aku harapkan. Ya,aku bertemu dengan
wanita itu. Aku malas mengingat wajah manisnya. Ah iya aku bilang dia manis
memang,saking manisnya dia juga sampai merebutmu dariku. Merebut semua
kebahagiaanku. Ya,kamu itu adalah sumber energi layaknya mineral yang dibutuhkan daun untuk berfotosintesis. Ketika
mineral itu diambil,apa yang terjadi? Tumbuhan itu tidak dapat berfotosintesis
kan? Aku pun tak jauh beda. Aku rapuh,bahkan terlalu rapuh.
Marah? Apa hak-ku? Aku bukan
siapa-siapa mu kan? Jadi jika memang iya,kamu tak seharusnya mengatakan bahwa
kamu kembali padanya untuk sementara. Apa yang aku lihat selama ini? KEMESRAAN
YANG SEMESRA-MESRANYA. Harus aku percaya? Ha,that’s just a liar.
Lelaki macam apa kamu? Setelah kamu
lakukan semua itu lalu kamu tidak sediktipun melihatku saat aku sakit dan lebih
memilih dia! Lalu dengan muka polosmu,kamu mengunggah foto bersamanya. Berfikirkah
bagaimana kepingan hatiku sekarang? Sempat terlintas hah?!
Aku tidak mengerti,kamu masih
bisa santai melihat keadaan yang semrawut seperti ini. Lama-lama aku muak dan
terkadang aku ingin kamu lekas meninggalkan dunia ini. Kenapa? Manusia sepertimu
itu tidak pantas untuk hidup. Manusia yang tidak punya hati dan tidak pernah
bisa bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Itu tak lebih dari sekedar
sampah masyarakat loh.
Sebut saja aku munafik. Karena perasaanku
masih sama sperti dulu meskipun aku sudah mencacimu seperti itu. Tapi aku hanya
bisa menarik nafas ketika ternyata memang semua omongan “sayang”,”cinta” dan
semua omongan kosongmu yang lainnya juga kau ucapkan kepadanya.
Baiklah,dia memang yang
menyelamatkan hidupmu sekarang karena memperbaiki hubunganmu dengan orang tua
mu. Baiklah terimakasih karena telah menjagamu. Dan terimakasih juga telah
merebutmu dariku. Ah intinya terimakasih karena telah meninggalkan lubang
menganga yang sangat dalam di hatiku. Tunggu saja hadiah yang akan kalian
dapatkan. Aku selalu berdo’a agar dipercepat ya. Kadonya pun pasti sangat
indah. Soalnya,kalian berdua itu manusia terbaik yang diciptakan Allah.
Selamat menikmati hadiah kalian
kelak ya,selamat J
No comments:
Post a Comment