Tak pernah terpikirkan olehku begitu
indahnya cinta menghiasi relungku waktu itu. Satu persatu kenangan terekam.
Seolah tanpa interupsi. Seolah kita adalah aktor dan aktris yang sangat handal.
Aku memanggilmu sayang dan kamu pun sebaliknya. Meskipun kita bukanlah sepasang
kekasih. Lalu hari itu berlalu. Hari-hari ku yang kulewati bersamamu menguap
tak berbekas. Aku tak mengerti apa yang kamu inginkan setelah melakukan ini.
Kamu bilang kamu akan selalu ada untukku. Selalu ada di sampingku. Tepat hari
itu, wanita itu mengambil seluruh ingatanmu tentangku. Tentang kita.
Tak apa jika itu memang sebuah
suratan yang telah Tuhan berikan. Aku menerima jika memang itu kehendak-Nya.
Tapi tak mudah untukku melewati semuanya. Memasang topeng yang sangat indah.
Berkata pada dunia bahwa aku baik-baik saja tanpamu. Baik-baik saja dengan
keadaan ini. Aku tahu, aku memang tak sesempurna yang kau inginkan. Aku hanya
bisa terdiam ketika semua masalah menghampirimu seakan ingin menerkammu. Aku
hanya bisa berada di dekatmu dan menenangkanmu tanpa membantumu. Aku tau. Tak
seindah yang kau bayangkan,kan. Tapi ini aku. Aku yang mencintaimu sepenuhnya.
Ungkapan ini memang sederhana.
Sesederhana dan setulus cintaku. Yang hingga saat ini pun masih saja
mengharapkan kamu bisa kembali. Sampai kapan pun.
Kamu mungkin bisa dengan mudahnya
mencari bahagia lain ketika aku dengan susah payahnya menutup bagian-bagian
dari hatiku yang telah kau bawa pergi bersamamu. Kau yang terindah. Dan tak
akan pernah terganti.
Aku percaya jika tuhan punya banyak
rencana. Termasuk rencana untuk membahagiakanku. Aku hanya penasaran saja.
Hikmah itu pastilah sesuatu yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Dan aku
yakin tentang itu.
Sudah cukup banyak air mata yang aku
torehkan untuk itu. Untuk menangisi kepergianmu yang nyatanya tak akan pernah
pulang. Hingga sekarang aku berdiri disini. Tanpamu. Dan aku masih bisa
tersenyum lebar menyaksikanmu. Menyaksikan kebahagiaanmu yang tak
mengikutsertakan aku di dalamnya.
Masa laluku bersamamu selalu ku
anggap istimewa walau barang sedetik. Aku selalu tersenyum sekaligus teriris
ketika harus mengingat waktu itu. Rangkulanmu, pandanganmu, bahkan pelukan itu.
Aku tak bisa melupakannya hingga sekarang. Tapi mungkin kamu tidak. Atau bahkan
sudah membuangnya jauh ke dasar jurang hingga kamu tak dapat menemukannya
kembali. Dia yang sekarang mungkin jauh lebih baik dan semakin membuatmu
melupakan sebait kenangan itu. Kau tahu? Hingga satu tahun ini aku belum bisa
menemukan pengganti sosokmu. Belum bisa melihat indahnya cinta lain selain
cintamu.
Orang-orang berujar mencecarku untuk
bisa segera melupakanmu seperti yang kau sudah lakukan sekarang. Hal itu tak
mudah. Tak akan bisa aku menghapus kenangan bersamamu. Terlalu indah. Terlalu
manis untuk dilupakan. Meski nyatanya kenangan itu sekarang menjadi sangat
pahit.
Dan untuk memperingati satu tahun
berlalunya semua itu. Aku menumpahkan semua perasaanku disini. Cara paling
pengecut di dunia untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Nyatanya, aku memang
selalu seperti itu.
Selamat satu tahun untukku dan kamu. Walau tinggal
kenangannya saja.
Untuk
yang pernah ada di hati satu tahun lalu