Tuesday, August 13, 2013

Setelah semuanya berlalu

Waktu begitu cepat berlalu. Sejak kau memilih pergi,semua berubah. Kau yang dulu menjadi penyebab meledaknya tawaku kini menjadi alasan utamaku untuk menangis. Entah sampai kapan aku harus merasakan semua ini. Karena istimewanya waktu yang ku lalui bersamamu. Dan tak sebegitu mudahnya pergi dari ingatanku.

Ocehanmu tentang teman-teman,keluhanmu tentang suasana rumah. Ah,bukankah aku pengingat yang baik? Meski nyatanya mengingatmu hanyalah sebuah kesakitan dan tidak akan pernah bisa terobati.

Aku selalu berusaha untuk memulai semuanya. Tapi ketakutanku lebih besar. Hanya sekedar menyapamu padahal. Hanya bertingkah seperti tak ada apapun yang terjadi selama ini. Aku takut akan tanggapanmu,aku takut mengusik kebahagiaanmu.  Karena aku sadar, apalah arti semua ketulusan ini jika tak kau gubris? Apalah arti pengorbanan jika tak kau sadari? Jika cinta selalu bicara keikhlasan, bisa jadi setia dan bodoh itu beda tipis. Tidak munafik,kan. Orang yang mencintai pasti juga ingin dicintai. Ingin diberi tidak hanya selalu memberi.

Orang bilang,cinta yang baru akan datang ketika kita siap menerimanya. Lalu bagaimana bisa aku menerima yang baru sementara yang dulu masih saja tak mau pergi. Membangunkan kembali harapan yang telah tidur. Dan kenyataannya adalah display picture bbm mu,avatar twitter mu bahkan profil line mu menunjukkan keadaan yang berbahagia. Tanpa aku.

Itu duniamu. Duniaku? Berubah. Aku yang sekarang adalah orang yang menutup diri akan peubahan baru. Aku yang hanya butuh waktu seminggu untuk beradaptasi sekarang 2 bulan pun belum cukup untukku. Aku takut salah megenal orang lagi seperti aku salah mengenalmu. Kamu tidak tahu kan? Peduli pun mustahil.

Aku pun tidak ingin bilang ini semua karenamu. Tenang saja. Dan,jika memang takdirku bukanlah kamu,semoga Allah bisa mendamaikanku dengan pilihan-Nya. Meyakinkanku bahwa takdirnya lah yang terbaik. Serta, mengikhlaskan hatiku untuk melepasmu.

No comments:

Post a Comment