Tuesday, April 9, 2013

Hujan dan kamu


Hujan selalu punya kekuatan untuk meresonansikan masa lalu. Meutar kembali semua yang berhubungan dengannya. Yang pasti setiap hujan punya cerita. Termasuk hujan  4 Maret 2013.
Hujan yang kuanggap merupakan sebuah akhir dari penantianku selama ini. Dimana aku dan kamu perlahan-lahan jadi kita. Dimana perasaan yang terkubur telah bermekaran menghiasi hati dan fikiran masing-masing.
Untukku, itu indah. Kenapa aku tidak bisa membaca fikiranmu? Apakah kamu merasakan hal yang sama? Dan setelah semua berlalu dan kamu kini kembali ke cinta barumu apa kamu masih mengingatku walau hanya sedikit? Pertanyaaan itu berngiang di telingaku sekarang. Aku tidak ingin munafik. Aku masih berharap kamu kembali,secepatnya.
Aku tak tahu sampai kapan ku bisa berdiri sendiri. Waktu yang bisa menjawabnya,sayang.
Ah,aku rindu panggilan itu. Aku rindu pandangan dalam itu. Aku rindu kamu melindungiku. Aku rindu semuanya!!!!!
Layar proyektor kini kembali memutar film singkat dan kita sebagai pemeran utamanya. Semua terekam dengan jelas sampai ke centinya. Hujan sebagai pengiringnya.
Aku bahagia sekarang saat melihatmu bisa tersenyum lepas daripada kamu tertekan dengan semua sindiranku. Percayalah,aku bukan membencimu. Itu hanya caraku mengungkapkan apa yang aku rasakan. Mencoba menyadarkanmu masih ada aku disini yang lebih bisa mencintaimu. Lebih bisa mentolerir kesalahanmu.
Adakah wanita lain yang bisa sabar menghadapi keegoisanmu itu? Ada yang dengan rela dimaki hanya untuk membuat wajahmu tetap pada tempatnya? Mungkin hanya aku.
Mungkin sekarang kamu yang balik membenciku. Ya,aku tidak bisa lagi yakin akan perasaanku sekarang meskipun ada rasa sesak saat dia bergelayut mesra di tanganmu. Tangan yang dulu juga melindungiku. Tangan yang membuatku nyaman saat berada di pundakku. Tangan yang meyakinkanku,tanganmu.
Kemana perginya semua itu?  Kemana perginya ketulusan yang sempat aku rasakan? Kemana perginya kamu? Hati ini masih menunggu kamu kembali,selamanya.