Hujan selalu punya kekuatan untuk meresonansikan masa lalu.
Meutar kembali semua yang berhubungan dengannya. Yang pasti setiap hujan punya
cerita. Termasuk hujan 4 Maret 2013.
Hujan yang kuanggap merupakan sebuah akhir dari penantianku
selama ini. Dimana aku dan kamu perlahan-lahan jadi kita. Dimana perasaan yang
terkubur telah bermekaran menghiasi hati dan fikiran masing-masing.
Untukku, itu indah. Kenapa aku tidak bisa membaca fikiranmu?
Apakah kamu merasakan hal yang sama? Dan setelah semua berlalu dan kamu kini
kembali ke cinta barumu apa kamu masih mengingatku walau hanya sedikit?
Pertanyaaan itu berngiang di telingaku sekarang. Aku tidak ingin munafik. Aku
masih berharap kamu kembali,secepatnya.
Aku tak tahu sampai kapan ku bisa berdiri sendiri. Waktu yang
bisa menjawabnya,sayang.
Ah,aku rindu panggilan itu. Aku rindu pandangan dalam itu. Aku
rindu kamu melindungiku. Aku rindu semuanya!!!!!
Layar proyektor kini kembali memutar film singkat dan kita
sebagai pemeran utamanya. Semua terekam dengan jelas sampai ke centinya. Hujan sebagai
pengiringnya.
Aku bahagia sekarang saat melihatmu bisa tersenyum lepas
daripada kamu tertekan dengan semua sindiranku. Percayalah,aku bukan
membencimu. Itu hanya caraku mengungkapkan apa yang aku rasakan. Mencoba menyadarkanmu
masih ada aku disini yang lebih bisa mencintaimu. Lebih bisa mentolerir
kesalahanmu.
Adakah wanita lain yang bisa sabar menghadapi keegoisanmu
itu? Ada yang dengan rela dimaki hanya untuk membuat wajahmu tetap pada
tempatnya? Mungkin hanya aku.
Mungkin sekarang kamu yang balik membenciku. Ya,aku tidak
bisa lagi yakin akan perasaanku sekarang meskipun ada rasa sesak saat dia
bergelayut mesra di tanganmu. Tangan yang dulu juga melindungiku. Tangan yang
membuatku nyaman saat berada di pundakku. Tangan yang meyakinkanku,tanganmu.
Kemana perginya semua itu?
Kemana perginya ketulusan yang sempat aku rasakan? Kemana perginya kamu?
Hati ini masih menunggu kamu kembali,selamanya.
No comments:
Post a Comment